
Mengenal Pevoli Dewa Wilfredo Leon. Wilfredo Leon, pevoli luar Kuba-kelahiran yang kini jadi andalan timnas Polandia, kembali jadi sorotan setelah memimpin negaranya juara Volleyball Nations League 2025 dengan sweep telak atas Italia di final Ningbo. Pada September 2025 ini, Leon juga bawa klub barunya, Bogdanka LUK Lublin, raih gelar pertama CEV Challenge Cup sepanjang sejarah tim, lengkap dengan MVP-nya di PlusLiga musim lalu. Dijuluki “Dewa” atau “Raja Singa” karena serve tercepat dunia—135 km/jam—ia wakili cerita migrasi atlet yang inspiratif: dari Santiago de Cuba ke panggung Eropa dan Olimpiade. Di usia 32, Leon gabungkan kekuatan fisik dengan pengalaman luas, bantu Polandia capai perak Olimpiade Paris 2024 dan emas Eropa 2023. Dengan hampir 500 ribu pengikut Instagram, ia tak hanya idola lapangan, tapi juga simbol ketangguhan—pulih dari cedera lutut untuk dominasi baru. Di tengah persiapan World Championship mendatang, Leon siap ukir babak baru, buktikan mengapa ia disebut salah satu terbaik sepanjang masa. BERITA BOLA
Mengenal Siapa Itu Pevoli Hebat Wilfredo Leon: Mengenal Pevoli Dewa Wilfredo Leon
Wilfredo Leon Venero lahir 31 Juli 1993 di Santiago de Cuba, Kuba, dari keluarga olahraga: ayahnya Wilfredo León Hechavarría atlet, ibunya Alina Venero Boza mantan pevolley yang jadi pelatih pertamanya. Mulai voli usia tujuh tahun di program rekreasi lokal untuk jauh dari jalanan, Leon debut timnas Kuba usia 14 tahun pada 2008 di World League lawan Rusia—skor enam poin di laga kalah. Di usia 17, ia jadi kapten termuda, pimpin “Generation of Miracles” bareng Yoandy Leal dan Robertlandy Simon. Dengan Kuba, ia raih perak World Championship 2010, emas NORCECA 2009-2011, perak U21 World 2009, emas Youth Olympics 2010, dan perunggu World League 2012. Tinggi 201 cm dan berat 98 kg, ia studi di Escuela Nacional del Voleibol Cubano sebelum tinggalkan Kuba 2013 demi karir lebih baik. Pindah ke Rusia, gabung Zenit Kazan 2014-2018: empat gelar CEV Champions League berturut-turut (MVP 2015-2016), plus liga dan piala nasional. Ia juga main paruh waktu di Al Rayyan Qatar 2015-2016. Dapat kewarganegaraan Polandia 2015 setelah tinggal di sana dengan pacar Polandia (kini istri Małgorzata, tiga anak: dua putri 2017 & 2023, putra 2019), debut timnas Polandia 2019. Gabung Sir Safety Perugia Italia 2018-2024: tiga Scudetto, empat Coppa Italia, dua Supercoppa. Musim 2024-2025, pindah ke Bogdanka LUK Lublin PlusLiga, bawa tim juara liga dan Challenge Cup. Di timnas, ia MVP Eropa 2023, bantu perak World Cup 2019, perunggu Eropa 2019, emas VNL 2023 & 2025, perak Olimpiade 2024. Leon simbol adaptasi: dari Kuba ke Polandia, ia bangun warisan global.
Mengapa Pemain Ini Sangat Hebat dan Ditakuti
Leon hebat karena perpaduan fisik super dan skill tak tertandingi: lompatan vertikal 370 cm, spike kecepatan 130 km/jam, dan serve rekor 135 km/jam di VNL 2021—bikin lawan panik. Sebagai outside hitter, ia unggul di serangan sayap, block (tinggi blok 345 cm), dan reception akurat, plus visi permainan seperti setter. Ditakuti karena dominasi momen krusial: di final VNL 2025, ia top scorer 16 poin termasuk kill block krusial lawan Italia. Pelatih Nikola Grbić puji: “Leon ubah laga sendirian.” Prestasi: MVP CEV Champions League 2015-2016, Best Outside Hitter World Cup 2019, MVP Eropa 2023, MVP PlusLiga 2024-2025. Dengan Polandia, ia akhiri paceklik final Olimpiade 48 tahun di Paris 2024 (perak), bantu emas VNL 2023 & 2025, emas Eropa 2023. Di klub, empat CEV CL berturut, tiga Scudetto Perugia. Lawan seperti Prancis dan Brasil akui: serve-nya “senjata mematikan,” sering ace beruntun ubah momentum. Cedera lutut 2022 tak hentikan; justru bikin ia lebih pintar manajemen energi. Dibanding pevoli lain, Leon unik: atletis seperti Amerika, teknis Eropa, mental Kuba—dijuluki “Dewa” karena rekor 13 ace satu laga. Di usia 32, ia dorong Polandia peringkat satu dunia, ditakuti karena bikin pertahanan lawan retak.
Bagaimana Statistik Pemain Tersebut di Timnya Saat Ini
Saat ini, Leon main outside hitter di Bogdanka LUK Lublin PlusLiga 2024-2025, di mana ia pindah dari Perugia dan langsung jadi MVP liga dengan 23 dari 30 suara pemilih. Sampai akhir musim Juni 2025, Lublin juara PlusLiga pertama kalinya; Leon main 28 laga reguler, rata-rata 20.5 poin per match—total 574 poin (efisiensi serangan 51.2%, 420 kill). Serve beri 68 ace (rekor liga), block 35 (efisiensi 38%), reception 58% sempurna. Di playoff, 22 poin final Challenge Cup termasuk enam ace dan tiga kill block, bantu menang 3-1 atas Lube Civitanova. Di CEV Challenge Cup, 145 poin 10 match, top scorer dengan 19 poin semifinal. Untuk timnas Polandia VNL 2025, debut bench lawan Iran (14 poin: sembilan kill, lima ace), lalu starter di final: total 87 poin enam match (rata-rata 12.43, 70 attack poin efisiensi 48.28%). Di Olimpiade Paris 2024, 103 poin delapan match (81 attack, tujuh block, 15 ace)—top scorer turnamen. Karir timnas: 500+ poin 50 caps, ace rate 20%. Stat ini tunjukkan dominasi: Lublin error lawan naik 18% saat ia serve, bikin ia kandidat MVP World Championship 2025.
kesimpulan: Mengenal Pevoli Dewa Wilfredo Leon
Wilfredo Leon bukan sekadar pevoli hebat; ia “Dewa” voli modern yang bangun jembatan dari Kuba ke Polandia, raih emas VNL 2025 dan perak Olimpiade sambil pimpin Lublin juara Challenge Cup. Dengan skill mematikan, rekor serve, dan stat gila di klub serta timnas, ia ditakuti sekaligus dikagumi. Di usia 32, karirnya masih panjang—mungkin emas Olimpiade 2028 atau gelar dunia. Bagi voli global, Leon ajarkan: migrasi dan ketangguhan ciptakan legenda. Polandia beruntung punya “Raja Singa” seperti dia, siap raung di panggung besar selanjutnya.